Bagian
4
Pak
Karman berusaha mencerna semua ucapan Bi Tutik. Dahinya tampak semakin berkerut.
Dipandanginya wajah cemas istrinya.
“Lalu?”
“Cari
dia! Jaga dia! Aku khawatir Pak Hartanto akan melakukan sesuatu yang buruk. Dia
melihat tanda lahir anak itu.”
Pak
Karman diam. Kemudian berkata, “Bagaimana aku tahu. Aku tidak disana saat
pemukulan. Sedangkan tanda lahir, aku tidak mengenalnya.”
Mereka
berdua sama-sama terdiam. Kemudian Pak Karman melanjutkan, “Apa mungkin anak
itu dirawat di rumah sakit itu. Bukankah jika dirawat di sana ia akan lebih
terselamatkan setelah kau pukul?” ada nada aneh saat Pak Karman mengatakan ‘kau
pukul’ barusan. Bi Tutik menyetujui pendapat suaminya. Ia mengangguk-angguk
kecil.
“Baiklah,
aku akan segera ke sana untuk memastikan.” Pak Karman berdiri. Waktu kunjungnya
sudah habis. Seorang polisi menghampiri mereka, kemudian membawa Bi Tutik
kembali ke selnya. Pak Karman beranjak dari tempatnya. Dalam pikirannya kini
bertambah satu beban masalah baru.
***
0 komentar:
Posting Komentar
Budayakan memberi komentar ya guys!