Share Your Hobby!

Jumat, 23 November 2012

CINTA BERSEMI

12.34 Posted by SakhaN , No comments

Suara ringtone alarm dari hp berbunyi  sangat keras
Ya ampun aku kesiangan lagi nih, Gladys bergegas ke kamar mandi.
Gimana nih udah jam 6.45, bisa kena semprot pak satpam lagi. Dengan cepatnya iya meraih tas yang berisi buku yang gak karuan itu, lalu bergegas berlari turun tangga, dan keluar rumah.
Didepan gang jalan Gladys menunggu angkot yang akan menghantarkannya ke depan gerbang sekolahannya. Tapi sampai 10 menit kemudian, angkot tak kunjung datang, karena paniknya Gladys memutuskan berlari menuju sekolah yang bisa dibilang cukup jauh.Dengan kencangnya Gladys berlari sampai tak menghiraukan ada seorang cowok yang mengendarai motor hampir menabraknya. Bukan hamper lagi, tapi udah malah.
“Cewek sialan, mata loe ditaruk dimana, disepatu dikalee yaa,” kata cowok itu mengomel sebel.
“Apaaaaaaaaaaa ?? loe bilang gua cewek sialan, iyuuuh….eeh loe piker loe sapa, seenaknya manggil gue gitu,” kata Gladys menyahuti.
Meskipun diluarnya Gladys sebel sama cowok itu, tapi sebetulnya beda dengan hatinya. Bisa dibilang Gladys itu terpesona dengan cowok yang mengatainya tadi.
“Heellooooo, kenapa? Kamu takjub ya sama kegantengan gue? ya kan? ngaku aja dech, semua juga pada bilang gitu kog,” kata cowok itu sok PD.
“Idiiiich, GAAAAAAAAANTEEEEEENG ????? gausah sok kepedean,” cetus Gladys.
Yaaampun gua telat nich, Gladys langsung lari pake langkah seribu, habis cepet banget larinya.
Sementara cowok itu masih ditempatnya dengan mata melongo dan polosnya, lalu berkata, ”dasar cewek aneh.”




            Bener dugaan Gladys, dia telat lagi, dan kali ini baru ingat kalau hari ini adalah giliran pak killer si guru piket yang paling Gladys benci bertugas. Lagi-lagi Gladys  kena semprot pak killer sebutan untuk pak Burhan. Karena saking seringnya menghukum Gladys, pak killer sampai bingung  mau memberi hukuman apa kepada Gladys. Mungkin karena ada malaikat, pak killer tidak memberi hukuman Gladys, malah mengijinkannya cepat masuk ke dalam kelas.
Sesampai dikelas Gladys langsung duduk dibangku kesayangannya yang terletak diurutan 2 dari belakang. Dengan sigap Gladys mengikuti pelajaran, meskipun Gladys anak yang ceroboh, males-malesan, dan suka telat, tapi Gladys gak kalah dalam berprestasi. Bisa dibilang Gladys merupakan anak pintar disekian banyak kelas.
Seancur tampilannya Gladys masih ada yang suka lho?? Cowoknya juga gak jelek-jelek banget, standarlah, namanya Rolan. Rolan Syahputra.
Sebenarnya  Gladys itu gadis yang cantik, akan tetapi karena tampilannya yang super tomboy itu, maka banyak orang yang tak meliriknya.
Disuatu hari Gladys telat masuk kelas lagi. Gladys  berlari tergesa-gesa kekelas, tak sengaja saat itu ia menabrak seorang cowok yang sedang berjalan dengan guru yang mengajarnya jam ini. Tapi Gladys merasa begitu familiar dengan cowok itu.
“Gladys,” suara kencang pak guru
Suara itu membuyarkan lamunan Gladys  kepada cowok itu.
“Iya pak,” jawab Gladys secepatnya.
Ekspresi pak guru itu mengisyaratkan Gladys agar segera masuk dan duduk dibangkunya. Tanpa menjawab, Gladys lalu menuju bangkunya. Seketika murid-murid  bersorak-sorak  saat melihat orang yang berada disamping pak guru.
“Anak-anak mulai hari ini kalian dapat teman baru, dia pindahan dari Bandung,” pak Salih mulai membuka pembicaraan, lalu guru itu menoleh ke si anak  baru seolah meminta anak itu memperkenalkan dirinya sendiri.
“Nama saya Revanaldo Newtona, panggil aja Revan,” kata cowok itu memperkenalkan diri.
Pak Salih menegdarkan pandangan ke sekeliling kelas.
“Kamu bisa duduk disana,” kata pak Salih, tangannya menunjuk meja dan bangku yang sebelahnya kosong.
“Makasih pak”,kata jawab Revan.
Revan duduk dibangku yang ditunjuk pak Salih.
“Hai kita ketemu lagi cewek sialan,” ceplos Revan tanpa basi-basi.
Gladys sekarang ingat siapa cowok itu ternyata yang tempo kemaren yang menabraknya dijalan.
“Loe gak usah mancing emosi gua ya, gua lagi gak pengen berdebat sama loe,” jawab Gladys dengan ketus.
Gladys masih gak percaya kalau cowok nyebelin itu satu sekolahan dengannya, bukan satu sekolahan lagi bahkan sekelas dan sebangku.
“Ooouwh maaay guat dunia ini terasa mau runtuh saat ini,” batin Gladys dalam hati.
Gak disangka Revan bersekolah di SMA Tribakti, sudah banyak temennya, walau rata-rata banyak cewek sich. yaah walau menurut Gladys itu bukan suatu masalah karena kalau dilihat-lihat Reavan itu lumayan okelah …
“Kenapa gua jadi mikirin Revan sich, STOP GLADYS itu tidak boleh terjadi,” pikir Gladys
Gosip yang beredar ternyata Revan bersahabat lama dengan dengan Rolan serta Bima, adek Rolan. Gladys masih belum bisa mempercayai semua ini. Ternyata memang benar dunia memang mau runtuh deh.
   


Seminggu setelah penjajakan, sekolah  akan mengadakan acara kemah dipuncak. Kemah  tersebut khusus diikuti siswa siswi kelas 3.
Setelah Gladys  beres-beres menyiapkan semua perlengkapan untuk kemah, Gladys capek banget, dan pengen tidur. Tapi malam itu gak tau kenapa gak bisa tidur dan terus saja memikirkan hal-hal menyenangkan dan mengasyikan dipuncak nanti.
“Gladys ??,” panggil mamanya
“iya mah,ada apa ??,” jawab Gladys
Tumben banget mama memanggilku, biasanya aja masa bodoh dengan perbuatanku.
“kamu belum tidur kan sayang, kesini mama punya sesuatu buat kamu.” Perintah mama.
“belum ma, wooookeeeh (jawaban andalannya) Gladys kesitu,” seru Gladys.
Gladys masih tak percaya mamanya memanggilnya dengan sebutan SAYANG, tak ada angin hujan badai, kenapa bisa begitu ya.
Dengan perlahan-lahan turun dari kasur, Gladys menuju kamar mamaa, dengan pelan-pelan Gladys melangkah. Samai dikamar mamanya, Gladys melihat mamanya sedang membawa sebuah kotak cukup besar.
“uupss,”  aku cukup terkejut saat mama membalikkan badannya. Habisnya muka mama kayak    H-A-N-T-U sich..yaaampun mama sendiri masak dibilang hantu .
Lalu Gladys mendekati mama.
“ini sayang buat kamu,” dengan suara pelan mama, sambil memberikan kotak yang cukup besar itu kepadaku
“apa ini mah,” tanyaku heran
“ini kado ultah kamu sayang, mama kan jarang memberimu sesuatu yang istimewa,” jawab mama dengan masih memegang mukanya yang maskernya retak-retak karena kebanyakan bicara.
“maksih maa, mama baek banget dech,” dengan kegirangan sambil memeluk mamanya.
“yaudah deh ma, aku kekamar dulu ya, udah nagntuk nih,” sambil masih terus melihat kotak itu, lalu melangkah keluar.
Pagi-pagi anak-anak sudah berkumpul dihalaman SMA Tribakti  untuk mendapat pengarahan dari Kepala Sekolah. Setelah itu kami semua menuju bis yang sudah diatur oleh guru Pembina. Dan yang bikin Gladys kaget, ketika Gladys melihat Revan cowok nyebelin itu ada dibis yang akan Gladys tumpangi. Kelihatannya sudah nasib Gladys ketemu itu anak terus.
Diperjalan kami semua bernyanyi-nyanyi  riang gembira. Wajah gembira terpamang jelas diraut muka teman-temanku. Tak terasa perjalanan ini sampai ditempat tujuan, kami memasuki villa yang telah disediakan.
“huuuuah capeknya,” kataku dengan malas.
Gladys menuju kamarnya yang telah ditentukan. Gladys sekamar dengan Dian,Ayu,dan Ersa. Haduh tapi sialnya kamar Gladys bersebrangan dengan kamar  Revan, bĂȘte gak tuh.
Malam harinya diadakan pesta api unggun.
Tapi entah kenapa Gladys malah menyendiri ditempat laen.
“Gladys, kan?,”
Gladys menoleh.
“yaampun itu cowok ngapain sich menghampiri aku, bukannya  pesta belum selesai ya.” batin Gladys.
“heeeh, kog malah bengong sich,” getak Revan membuyarkan lamunan Gladys.
“sapa yang bengong, heh cowok aneh ngapain loe disini, pergi sana, gua lagi pengen sendiri dulu,” bentak Gladys kepada cowok itu.
“jadi cewek, kog galak banget sich kamu, aku kesini pengen cari udara segar. Ee gak taunya ketemu kamu disini, makanya aku menyapamu,” jawab  Revan memulai percakapan.
Gladys tetep tidak menjawab apa-apa, dia hanya tetap terdiam.
Beberapa menit tempat itu menjadi sunyi senya, bukan karena tidak ada penghuninya, tetapi dua makhluk ditempat itu hanya terdiam seperti orang membisu.

                                                                                        

Pukul 06.00,kami semua berkumul untuk memulai petualangan menyusuri  perkebunan the yang cukup luas. Satu kelompok di isi oleh 4 orang ,2 siswa,dan 2 siswi. Gladys terpilih menjadi ketua kelompok 2 , dan anggota ku terdiri dari Ayu,Rama,Revan.
“apaaa, Revan ??????,” kataku kaget.
“pak boleh gak, kalau Revan diganti dengan Rolan, boleh ya pak?” sambil berusaha merayu-rayu.
“tidak bisa, ini sudah keputusan semua guru jadi tidak bisa diubah-ubah kembali,” jawab pak guru dengan tegas.
“tapiii pak….,”
“tidak ada tapi-tapi, cepat kalian persiapkan barang yang disuruh tadi, ingat 15 menit lagi kita berangkat!”
Dengan perasaan kecewa Gladys memutuskan untuk menerima Revan dikelompoknya.
15 menit berlalu, dan kami sudah tiba diperkebunan teh, sebelum kami berpetualang, kami mendapat instruksi dari guru-guru.
Gladys membagi menjadi 2 untuk cepat  menyelesaikan tantangan itu. Ayu dan Rama mencari bendera warna hitam, sedangkan Gladys dan Revan mencari warna putih.
Samai ditikungan jalan kami berdua memisah dari Ayu dan rama, itu dimaksudkan agar cepat menemukan bendera, dan berhasil menyelesaikan tantangan.
Tapi samai kunjung sore Gladys dan Revan tak menemukan bendera lanjutan, malah kayaknya mmereka berjalan semakin jauh dari tempat semula, bisa dikatakan mereka berdua tersesat. Gladys mulai panik, karena tidak kunjung menemukan jalan semula. Gladys semakin panik ketika matahari berganti menjadi bulan, wajahnya begitu menunjukkan betapa ketakutannya saat itu. Revan meraih tangan Gladys dan memegang erat-erat tangannya.
“jangan pergi jauh-jauh dariku, aku tau kamu begitu ketakutan ditengah jalan perkebunan ini, tapi percayalah padaku, aku akan membawamu keluar dari sini,” mencoba meyakinkan Gladys.
“mendengar ucapannya membuat hatiku tersentuh, dan hanya bisa manggut-manggut saja,”
Mereka menyusuri jalan-jalan setapak perkebunan dengan bergandengan tangan dibawah sinar rembulan yang begitu indah di malam ini,

-----------------------------THE END------------------------
By : Claudea cantikasari 
(SMAN 2 Surakarta)

0 komentar:

Posting Komentar

Budayakan memberi komentar ya guys!