Zaman dahulu di suatu
tempat hiduplah sepasang kakek-nenek. Setiap hari, kakek ke hutan mengumpulkan
kayu bakar, sedangkan nenek ke sungai mencuci. Ketika nenek sedang mecuci, dari
hulu sungai hanyutlah momo (buah peach) Nenek memungut momo itu.
“Sepertinya, momo
ini manis.” Nenek mengambil momo yang besar itu dan membawanya pulang.
Malam pun tiba. Kakek
pulang memikul kayu bakar. “Nenek, nenek, kakek sudah pulang.”
“Kakek, ya, selamat
datang. Hari ini, nenek menemukan momo yang besar di sungai. Sekarang ada di
lemari…” kata nenek sambil mengeluarkan momo itu dan meletakkannya di atas
talenan. Lalu, nenek menempelkan pisau dapur pada momo tersebut untuk
membelahnya. Tapi, momo tersebut membelah sendiri dan dari dalamnya keluar anak
laki-laki yang lucu. Begitu keluar anak laki-laki itu langsung menangis. Kakek
dan nenek terkejut.
“A,aduh, gawat ini.”
Kakek dan nenek panik. Setelah tangisnya reda kakek berkata, “Karena anak ini
muncul dari dalam momo, kita harus menamainya Momotaro.” Begitulah Momotaro
dinamai.
Kakek dan nenek memberi
Momotaro bubur, ikan dan merawatnya dengan hati-hati. Kalau Momotaro diberi
semangkuk nasi, dia akan makan semangkuk. Kalau Momotaro diberi dua mangkuk
nasi, Momotaro akan makan dua mangkuk. Tak terasa Momotaro tumbuh jadi besar.
Lalu, kalau dia diajari berhitung satu, maka dia dapat menghitung sampai
sepuluh. Akibatnya Momotaro jadi terkenal. Selain itu, tenaganya makin lama
makin kuat, dan tanpa disadari tak seorangpun anak-anak di sekitarnya dapat
menyaingi kemampuan Momotaro. Pintar, kuat dan berbakat. Momotaro jadi anak
yang hebat. Karena Momotaro sangat lucu, kakek dan nenek makin gembira
membesarkannya.
Suatu hari, Momotaro
menghadap kakek dan nenek, duduk di depan kakek dan nenek dan memohon sambil
berkata, “Kakek, nenek. Karena aku sudah besar aku mau pergi ke pulau hantu
untuk menaklukkan hantu yang suka merampas barang manusia. Tolong buatkan bekal
kibi dango (sejenis kue mochi yang berisi kacang) paling enak di Jepang.”
Kakek dan nenek
serentak berkata, “Kau masih kecil. Bagaimana pun juga kau masih kecil. Untuk
apa kau ke pulau hantu, menangkap para hantu itu?”
Walaupun sudah
dilarang, Momotaro tak peduli. “Kakek, nenek, aku memang sendirian, tapi 50
atau 100 ekor hantu bukan masalah buatku.”
“Kalau begitu baiklah,”
kata kakek dan nenek.
Tak lama berselang
Momotaro dibuatkan bekal kibi dango paling enak di Jepang. Kemudian Momotaro
juga diberi ikat kepala hachimaki, celana lebar hakama dan pedang pendek yang
baru. Lalu, di punggungnya juga di dipasangkan bendera bertuliskan ‘Momotaro
terkuat nomor satu di Jepang’.
Momotaro berangkat ke
pulau hantu.
Pada saat akan
meninggalkan desa seekor anjing terus-menerus menyalak mengikuti Momotaro.
“Momotaro, Momotaro,
kau mau pergi ke mana?”
“Ke pulau hantu,
menaklukkan hantu.”
“Aku mau menemanimu ke
pulau hantu asalkan kau mau memberiku sebuah kibi dango.”
“Baiklah, kalau begitu
kau jadi anak buahku. Kalau kau makan kibi dango ini kekuatanmu akan betambah
1000 kali lipat,” kata Momotaro mengeluarkan sebuah kibi dango dari kantong dan
menyerahkan pada anjing itu. Anjing jadi anak buah Momotaro.
Tak lama kemudian,
burung gagak berkoak-koak mendekati Momotaro. Lalu, sama seperti anjing,
Momotaro memberinya sebuah kibi dango dan menjadikan burung gagak itu anak
buahnya. Lalu, beberapa saat kemudian, monyet berteriak-teriak mendekati
Momotaro. Monyet pun menjadi anak buah Momotaro setelah diberi sebuah kibi
dango.
Momotaro jadi jendral,
anjing jadi pembawa bendera, monyet jadi pembawa pedang. Mereka melanjutkan
perjalanan ke pulau hantu. Sampailah Momotaro dan ketiga anak buahnya di
depan gerbang yang hitam dan besar di pulau hantu. Langsung saja monyet
mengetuk pintu gerbang.
Dari dalam terdengar suara. “Siapa itu?” Lalu keluarlah setan merah.
“Aku Momotaro terkuat
nomor satu di Jepang. Aku ke pulau hantu ini untuk menaklukkan hantu. Enyahah
kalian semua.”
Setelah mengatakan itu,
Momotaro menghunus dan menusukkan pedangnya. Monyet bertarung dengan tombak,
sedang burung gagak dan anjing dengan pedang. Anak-anak hantu yang ada di tempat
itu ribut besar dan lari ke dalam. Di dalam banyak hantu-hantu berkumpul sedang
pesta sake. Momotaro masuk ke dalam untuk mengejar anak hantu.
“Apa, Momotaro?” kata
hantu-hantu linglung dan keluar dengan sempoyongan. Karena Momotaro dan ketiga
anak buahnya sudah makan kibi dango yang membuat mereka jadi prajurit perkasa
yang kekuatannya bertambah jadi 1000 kali lipat. Hantu dapat dikalahkan,
dilempar-lempar dan ditusuk-tusuk.
“Kami sama sekali tak
dapat mengimbangi. Ampunilah jiwa kami. Mulai hari ini kami tak akan berbuat
jahat lagi.” Jendral hantu hitam memohon di hadapan Momotaro. Dari matanya yang
besar mengalir setetes air mata. Kepalanya dibenturkan ke tanah meminta ampun.
“Baiklah, kalau memang
kalian tak akan berbuat jahat lagi, maka jiwa kalian kuampuni.” Momotaro
mengampuni hantu-hantu itu.
“Kami tak akan pernah
berbuat jahat lagi. Semua barang-barang berharga ini kuserahkan padamu.” Janji
jenderal hantu. Lalu memerintahkan bawahannya untuk memindahkan barang-barang
rampasan yang ada di gudang, barang-barang yang selama ini dirampas dari
manusia.
Momotaro menaikkan
barang-barang itu ke atas kendaraannya dan menyuruh anjing, monyet dan burung
gagak menariknya untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk kakek dan nenek.
Peristiwa ini sampai juga
ke telinga bidadari. Bidadari memberi Momotaro hadiah yang sangat banyak. Lalu,
Momotaro hidup bahagia bersama kakek dan nenek.
0 komentar:
Posting Komentar
Budayakan memberi komentar ya guys!