Pada zaman dahulu,
hiduplah seorang nelayan yang bernama Urashima Taro. Taro adalah seorang pemuda
yang baik hati. Ia hidup bersama dengan ibunya yang tua.
Pada suatu hari, ia
bertemu dengan anak-anak nakal yang ribut-ribut di pantai. Ia melihat mereka
menyodok-nyodok seekor anak penyu. Taro merasa kasihan pada anak penyu itu,
lalu mendekati gerombolan anak-anak itu.
“Jangan menyiksa
makhluk hidup.”
Anak-anak itu langsung
berlarian ke sana-sini. Taro menaruh anak penyu itu ke telapak tangannya
perlahan-lahan, lalu melepaskannya ke laut.
“Eh? Oh, kamu!”
Ternyata yang menarik
kailnya adalah seekor penyu yang besar—penyu yang ditolong Taro beberapa tahun
yang lalu.
Penyu itu berkata
kepada Taro, “Tuan Taro, terima kasih banyak atas kebaikan Anda waktu itu.
Sebagai rasa terima kasih, saya akan membawa Anda ke istana indah di dasar
laut. Istana itu disebut Istana Ryugu, yaitu Istana Raja Naga. Tempatnya sangat indah, dikelilingi
bunga-bunga laut. Ayo, mari kita pergi.”
Penyu menaikkan
Urashima Taro ke punggungnya, lalu berenang ke dalam laut.
Ternyata tempat di
dalam laut itu adalah dunia yang sangat indah, seperti yang selalu Taro bayangkan dalam
mimpinya. Taman-taman batu karang
ada di mana-mana tampak berkilau-kilauan. Sambil hanyut dengan lembut di atas
punggung penyu, Taro merasa terkagum-kagum dengan pemandangan di sekelilingnya,
seolah ia sedang bermimpi.
Tampak sebuah tangga
mutiara yang bersinar-sinar dari celah gunung-gunung batu karang. Seorang putri
yang cantik turun dari tangga itu. Ia adalah putri Ryugu, Putri Oto. Alangkah
cantik putri itu! Kecantikan yang tak ada kiranya di dunia ini.
Taro terhenyak.
Putri Oto berkata
dengan suara indah dan merdu kepada Taro yang tercengang-cengang.
“Selamat datang Tuan
Urashima Taro. Silakan beristirahat dengan santai.”
Putri Oto membuka kipas
dengan cepat, lalu muncullah kumpulan ikan yang berwarna-warni. Mereka menari
sambil mengelilingi Taro.
Mulailah hari-hari yang
menyenangkan di Istana Ryugu. Tarian ikan-ikan yang indah, makanan yang sangat
lezat, dan percakapan dengan Putri Oto yang begitu menyenangkan. Bagi Taro,
hari-hari itu seolah mimpi saja.
Namun, Taro mulai
merasa cemas akan ibunya yang ditinggal di desanya.
“Tuan Taro, Anda ingin
pulang ke rumah ya. Walaupun saya berharap Anda selalu ada di sini, apa boleh
buat.”
Putri Oto melihat Taro
yang kurang bersemangat, lalu berkata,
“Kalau begitu, bawalah
kotak perhiasan ini. Kalau Anda mengalami kesulitan setelah pulang ke desa
nanti, bukalah kotak perhiasan ini.”
Taro naik punggung
penyu lagi lalu pulang ke desa tempat ibunya telah menunggu. Hati Taro sudah
penuh dengan perasaan rindu akan desanya setelah beberapa hari tak pulang.
Setelah tiba di pantai, penyu segera menyelam ke laut.
“Ibu, aku sudah
pulang!”
Tetapi, tidak ada yang
menjawab. Bukan hanya rumahnya yang ia rindukan, tapi juga sosok ibunya yang
tidak tampak. Keadaan di sekitar rumah sudah berubah. Orang-orang yang
dikenalnya, rumah-rumah yang diketahuinya, semuanya yang ia ingat tidak ada. Ke
mana perginya semangatnya yang tadi? Taro benar-benar kehilangan akal.
“Oh, ya! Kan ada kotak
perhiasan! Kalau ini dibuka, mungkin aku jadi tahu sesuatu.”
Taro membuka kotak
perhiasan itu pelan-pelan. Dan… ajaib! Muncullah asap putih dari dalam kotak
itu. Taro yang tadinya pemuda berubah menjadi kakek yang berjanggut putih dalam
sekejap mata.
Ternyata selama Taro
melewatkan beberapa hari yang sangat menyenangkan di Istana Ryugu, puluhan
tahun telah berlalu di atas bumi. Taro hanya bisa berdiri termenung-menung.
0 komentar:
Posting Komentar
Budayakan memberi komentar ya guys!